Kisah Mistis Pulau Kosong di Tengah Danau Sunter

TEMPO.CO, Jakarta - Festival Danau Sunter 2018 tinggal hitungan hari. Upaya mempercantik area danau buatan yang akan menjadi lokasi balapan Sandiaga Uno vs Menteri Susi Pudjiastuti tersebut pun dilakukan Pemerintah Provinsi DKI.



Dua hari menjelang Festival Danau Sunter, tempat itu telah ditata dengan rapi sesuai keinginan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Mulai pedestrian, pengerukan lumpur dan membersihkan sampah, hingga memasang lampu jalan. Namun siapa sangka, jauh sebelum dipercantik, Danau Sunter kerap dijadikan lokasi ritual meminta togel oleh para pendatang.

Ritual itu dilakukan di tengah Danau Sunter. Ada sebuah pulau kecil, yang oleh orang setempat disebut pulo. Jika berjalan-jalan di sepanjang pinggir Danau Sunter 1, akan terlihat sebuah pulau kecil kurang dari satu hektare di tengah danau. Padahal dari kejauhan pulau tidak berpenghuni itu seperti pulau biasa yang hijau dipenuhi pohon kelapa, mangga dan pisang.

Jarak antara tepi danau dan pulo sekitar 30 meter. Untuk menuju ke sana dibutuhkan perahu kecil atau getek.

Salah seorang warga setempat, Poniran, 66 tahun mengaku sering datang ke pulo untuk memancing ikan di malam hari. Ia tinggal di RT 15/RW 01, Sunter Jaya. Rumahnya memang tepat di belakang Danau Sunter.

Suatu malam saat sedang anteng menunggu ikan datang di pinggir pulo, tiba-tiba ia mencium bau dupa. Baunya khas seperti di klenteng-klenteng cina.

Heran ada bau dupa di tengah danau, rasa penasaran Poniran timbul. Pikirannya pun mulai macam-macam saat itu. Ia pun langsung meninggalkan alat pancing dan bergegas menuju sumber bau.

Setelah berjalan beberapa meter ke tengah pulo, tiba-tiba di balik pepohonan ia melihat seorang pria paruh baya sedang menancapkan lima dupa liong ke tanah. Dari perawakannya, pria tersebut keturunan tionghoa.

Di depan dupa yang ia tancapkan terlihat berbagai macam buah-buahan seperti pisang sesisir, apel, pepaya dan semangka yang dibelah dua. Buah-buahan tersebut diletakkan sedemikan rupa layaknya sesajen.

Poniran pun menyapa pria itu dengan ramah. Namun pria tersebut kaget setengah mati melihat kehadiran Poniran. Tubuhnya terjengkang ke belakang.

Setengah terlentang, dari kejauhan ia menatap Poniran dengan ekspresi ketakutan. Ketika ditanya Poniran, apa yang ia lakukan di pulau, pria tersebut tidak bisa menjawab satu kata pun. Bibirnya kelu dan ia hanya mengeluarkan suara-suara yang tidak jelas.

“Dia seperti orang gagu melihat saya. Saya bilang ke dia, ‘eh kenapa pak, saya manusia, bukan setan, enggak usah takut,’” kata Poniran menirukan perkataannya sendiri saat itu.

Tidak ingin cari masalah, Poniran pun kembali ke lokasi memancing ikan. Ketika di perjalanan pulang, di pinggir danau, ia bertemu dengan rekannya Sodikin (56 tahun). Poniran pun memberitahukan kepada Sodikin tentang adanya orang yang bermain-main dupa di pulo. Sodikin menjawab dengan santai, “Itu orang nyari nomor togel, saya yang mengantar pakai perahu."

Poniran tidak ingat pasti kapan berapa kejadian tersebut berlangsung. “Sekitar tahun 1993 atau 1994 lah, lagi maraknya nomor SDSB (Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah),” ujarnya. SDSB adalah lotre atau undian berhadiah ala Orde Baru.

Sejak kejadian tersebut, Poniran tidak kaget lagi jika ada orang yang datang ke pulo untuk tujuan aneh-aneh.

Secara pribadi, Poniran belum pernah mengalami kejadian di luar nalar di pulau kosong tersebut. Hanya satu yang ia takutkan saat mengunjungi pulo, yakni serangan ular. Beberapa kali memang sering ditemukan ular sanca di wilayah Danau Sunter.

Beberapa warga setempat menyebut pulo merupakan bekas lokasi berdirinya tiang pemancar Bandar Udara Internasional Kemayoran yang aktif sejak 1940. Jarak Danau Sunter dengan lokasi bekas Bandara Kemayoran memang tidak jauh yakni hanya 2,5 kilometer.

Kepala RT 22/RW 01 Sunter Jaya, Zainudin, mengatakan dahulu pulo di Danau Sunter 1 memang sering dijadikan lokasi bertapa oleh para pendatang. Sebagai kepala RT, Zainudin kerap didatangi orang-orang yang izin bertapa di sana. Mereka biasa datang sehabis magrib dan pulang pada subuh hari.

“Kata orang-orang yang bertapa di sana, katanya ada sesosok perempuan cantik yang sebagian tubuhnya berbentuk ular. Saya juga tidak pernah lihat,” kata dia.

Zainudin mengatakan aktivitas bertapa di pulo banyak dilakukan para pendatang. Sedangkan masyarakat setempat lebih banyak melakukan kegiatan sewajarnya jika berkunjung ke pulo seperti bercocok tanam, dan memancing ikan.

Kini sudah jarang pendatang yang mengunjungi Danau Sunter untuk tujuan-tujuan mistis. “Sekarang sudah enak, lebih terang, banyak orang berkunjung. Kalau dahulu kan gelap jadi kesannya seram saja,” kata Zainudin.

Sebagian area danau buatan tersebut kini sudah ditata dan lampu penerangannya ditambah. Para pengunjung juga dimanjakan dengan pedestrian yang dilengkapi jalur sepeda menjelang Festival Danau Sunter 25 Februari 2018, yang akan dihadiri Sandiaga Uno dan Menteri Susi Pudjiastuti. Meskipun begitu, air di Danau Sunter masih jauh dari kata jernih.

Sumber : metro.tempo.co

0 Response to "Kisah Mistis Pulau Kosong di Tengah Danau Sunter"

Posting Komentar

close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==